thebignoisefestival.com – Di dalam sebuah gedung mewah yang terletak di sebuah pulau, dentuman subwoofer dari musik rap mengguncang ruangan yang dihiasi lampu kelap-kelip. Minuman beralkohol kelas atas tersedia di setiap sudut. Di luar gedung, kolam renang yang memantulkan cahaya matahari terik menjadi arena para tamu yang semakin menggila, bahkan ada yang membuka baju hingga telanjang.
Gambaran ini adalah sedikit cerita dari pesta liar yang diselenggarakan oleh Sean ‘Diddy’ Combs. Pada tahun 2014, Khloe Kardashian pernah mengaku bahwa dia adalah bagian dari sebuah pesta yang saat itu dianggap normal. Bintang acara Keeping Up With The Kardashians ini bercerita kepada saudaranya, Kourtney Kardashian, tentang pesta tersebut.
“Saya naik pesawat pukul 5.30 pagi. Pesta ini, kayak setengah dari orang-orang di sana telanjang bulat. Kamu pasti suka,” katanya kepada Kourtney di acara KUWTK.
Namun, mengapa pesta-pesta liar itu kini menjadi perbincangan? Sean Combs alias Puff Daddy sekarang dituduh sebagai otak dari ‘perusahaan kriminal’ yang terlibat dalam dugaan pembakaran, penculikan, kerja paksa, penyuapan, dan perdagangan seks. Dia dengan tegas membantah semua tuduhan tersebut. Banyak yang menuduh bahwa dia berlindung di balik citra selebritas yang seolah-olah peduli dengan gerakan sosial selama beberapa dekade.
Puff Daddy pernah memuji gerakan MeToo tiga tahun lalu. Pendapatnya tentang movement para aktor Hollywood itu tertulis lengkap di dalam sebuah majalah. Satu tahun lalu, dia juga membawakan medley lagu-lagu hitsnya yang berisi lirik-lirik peka saat menerima Global Icon Award di VMA.
Namun, kedigdayaan sosialnya mulai luntur ketika viral video kekerasan yang memperlihatkan pemukulan brutal Diddy di sebuah hotel milik pacarnya saat itu, Casandra Ventura alias Cassie. Sosok terdekatnya ini juga menjadi korban paling terkenal yang menuntutnya dengan berbagai tuduhan mengerikan.
Di antara gugatan tersebut, Cassie mengklaim bahwa Puff Daddy telah memperkosanya, setelah itu dia meninggalkannya. Dia juga sering meninju, memukul, menendang, dan menginjak-injaknya. Puff Daddy juga disebut memperkenalkannya pada gaya hidup penyalahgunaan alkohol dan zat terlarang yang berlebihan dan mengharuskannya buat mendapatkan resep untuk memuaskan kecanduannya.
Homeland Security Investigations New York mengatakan bahwa mereka melakukan penggerebekan pada bulan Maret ke kediaman Diddy, yang merupakan bagian dari investigasi. Mereka menemukan narkotika, tiga senpi AR-15 dengan nomor seri yang dirusak, amunisi, dan bukti yang sesuai dengan yang digambarkan secara jelas dalam gugatan Cassie.
Menurut dakwaan, dalam penggerebekan itu juga ditemukan lebih dari 1.000 botol minyak bayi dan pelumas yang menuduh bahwa Combs menyiksa korban dengan kekerasan fisik, emosional, dan verbal untuk menyebabkan korban melakukan kejahatan.
“Combs mempertahankan kendali atas korbannya melalui kekerasan fisik, janji peluang karier, pemberian dan ancaman untuk tidak memberikan dukungan finansial. Juga dengan pemaksaan lainnya, termasuk melacak keberadaan mereka, memantau catatan medis, mengendalikan tempat tinggal mereka, dan memasok mereka dengan zat-zat terlarang,” tulis Homeland Security Investigations New York.