Demonstran Desak DPR Batalkan RUU TNI Ribuan demonstran berkumpul di depan Gedung DPR untuk menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) TNI yang dianggap kontroversial. Massa yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat, termasuk aktivis, mahasiswa, dan organisasi sipil, meneriakkan tuntutan agar DPR membatalkan rancangan tersebut. Mereka menilai RUU ini berpotensi mengancam supremasi sipil dan memperbesar peran militer dalam kehidupan bernegara.

Situasi Memanas, Massa Jebol Pagar DPR Aksi demonstrasi yang awalnya damai berubah menjadi ricuh ketika massa mencoba menerobos barikade keamanan. Setelah berjam-jam berorasi, beberapa demonstran mendorong pagar depan Gedung DPR hingga roboh. Petugas keamanan yang berjaga berusaha menahan massa agar tidak masuk ke dalam kompleks parlemen, tetapi desakan yang kuat membuat pagar tidak mampu bertahan.

Bentrok dengan Aparat Keamanan Bentrok tak terhindarkan saat aparat kepolisian menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. Massa merespons dengan melempar botol dan benda keras lainnya. Beberapa demonstran mengalami luka ringan akibat bentrokan ini, sementara petugas keamanan tetap bersiaga untuk mengendalikan situasi.

DPR Berjanji Meninjau Ulang RUU Di tengah tekanan publik yang semakin meningkat, beberapa anggota DPR akhirnya menemui perwakilan demonstran. Mereka berjanji akan meninjau ulang pasal-pasal yang menjadi kontroversi dalam RUU TNI. Meski demikian, massa menegaskan akan terus melakukan aksi protes hingga DPR resmi membatalkan rancangan tersebut.

Demonstrasi ini menjadi bukti bahwa publik terus mengawasi kebijakan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan peran militer dalam sistem demokrasi. Perkembangan lebih lanjut terkait pembahasan RUU ini masih dinanti, sementara masyarakat tetap menyuarakan aspirasi mereka dengan berbagai cara.