thebignoisefestival.com – Perjuangan Yohanes Gama Marchal Lau, atau Joni, seorang pemanjat tiang bendera asal Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk masuk TNI berbuah manis. Joni dinyatakan lolos tes bintara TNI AD setelah sempat gagal mengikuti tes TNI sebelumnya karena tidak memenuhi syarat minimal tinggi badan, yaitu 163 sentimeter. Saat itu, tinggi badan Joni hanya 155,8 sentimeter.
Dukungan besar datang dari berbagai pihak, termasuk Danrem 161/Wira Sakti Kupang, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, yang siap memberikan terapi untuk Joni agar bisa menambah tinggi badannya dalam waktu singkat. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjutak juga menegaskan bahwa Joni harus memenuhi tiga syarat utama untuk lulus seleksi TNI, yaitu tes psikotes, mental ideologi, dan kesehatan.
Joni tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia rutin berenang dan berlari dengan harapan tinggi badannya bertambah. Setelah mengikuti tes masuk prajurit TNI AD pada Jumat (2/8), Joni tidak putus asa meskipun gagal di awal. Dia tetap bersemangat untuk berjuang lebih giat dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengikuti tes selanjutnya.
Akhirnya, Joni dinyatakan lolos tes bintara TNI AD. Kadispenad Brigjen Wahyu Yudhayana mengonfirmasi kabar tersebut dan menyatakan bahwa Joni akan mengikuti pendidikan calon bintara TNI AD di Rindam (Resimen Induk Daerah Militer) Udayana.
Kapendam IX/Udayana Kolonel Inf Agung Udayana mengatakan bahwa Joni mendapat kesempatan mengikuti rangkaian tes untuk digali potensi-potensi spesifik lainnya. Joni telah mengikuti seluruh rangkaian seleksi Bintara TNI AD dan dimasukkan ke kategori seleksi keahlian khusus. Keberhasilan Joni merupakan hasil dari kerja keras dan kesungguhannya dalam meraih cita-cita.
Joni akan melaksanakan pendidikan di Rindam IX/Udayana sesuai dengan asal daerah pendaftarannya dan bergabung dengan calon bintara PK reguler lainnya yang telah dinyatakan lulus seleksi. Upacara pembukaan pendidikan Bintara PK TNI AD TA 2024 akan dilaksanakan pada 27 September 2024 di Rindam IX/Udayana selama 5 bulan, dilanjutkan pendidikan kejuruan selama 3 bulan.
Keberhasilan Joni ini menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan dukungan yang tepat, mimpi besar dapat terwujud. TNI AD juga memberikan bantuan terapi agar postur tubuh Joni memenuhi syarat, dan pendampingan tersebut membuahkan hasil yang memuaskan.