THEBIGNOISEFESTIVAL.COM – Panting adalah salah satu bentuk seni musik tradisional yang berasal dari suku Banjar, Kalimantan Selatan, Indonesia. Musik ini telah menjadi bagian integral dari kebudayaan Banjar dan sering dianggap sebagai cerminan jiwa masyarakatnya. Dengan irama yang merdu dan lirik yang penuh makna, panting tidak hanya diapresiasi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media pelestarian budaya dan tradisi. Artikel ini akan menyelami keunikan panting sebagai warisan budaya Banjar, mengeksplorasi instrumen-instrumennya, serta mengapresiasi keindahan yang dihadirkan oleh musik ini.

Asal-usul dan Sejarah Panting:
Panting dianggap muncul dari interaksi budaya antara suku Banjar dengan pedagang-pedagang dari berbagai bangsa yang datang ke Kalimantan. Pengaruh ini membawa ragam musik dan alat musik yang lama-kelamaan beradaptasi dengan kebudayaan setempat. Musik panting berkembang dalam konteks sosial dan ritual masyarakat Banjar, sering digunakan dalam acara-acara adat, pernikahan, dan pertunjukan seni.

Instrumen Musik Panting:

  1. Alat Musik Panting:
    • Panting merupakan alat musik utama dalam ansambel ini, mirip dengan mandolin, yang memiliki lima pasang senar yang dipetik.
  2. Gendang:
    • Gendang digunakan untuk memberikan ritme dasar yang mengiringi alunan panting.
  3. Talempong:
    • Talempong, sejenis gong kecil, menambahkan nuansa harmonis yang khas dalam musik panting.
  4. Serunai:
    • Serunai, alat tiup tradisional, sering dimainkan untuk melengkapi melodi yang dihasilkan oleh panting.
  5. Kecrek dan Ketipung:
    • Kecrek (instrumen perkusi) dan ketipung (gendang kecil) juga menjadi bagian dari keseluruhan ensemble untuk memberikan aksen ritmis.

Ciri Khas Musik Panting:
Musik panting memiliki ciri khas yang menonjol dalam hal irama, melodi, dan struktur lagunya. Irama yang digunakan sering kali bersifat dinamis, berubah-ubah sesuai dengan alur lagu. Melodi yang dihasilkan panting umumnya bersifat merdu dan menenangkan, seringkali merefleksikan suasana hati dan cerita yang disampaikan dalam lirik.

Peran dan Fungsi dalam Masyarakat Banjar:
Musik panting tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana komunikasi sosial dan ekspresi diri. Ia sering mengiringi tarian tradisional dan digunakan dalam ritual adat, seperti dalam upacara perkawinan atau sunatan, serta sebagai pengiring syair-syair puitis yang mengisahkan sejarah, legenda, atau nasihat moral.

Konservasi dan Pelestarian Panting:
Di era modern, penting untuk melestarikan musik panting agar tidak tergerus oleh perubahan zaman. Berbagai upaya pelestarian telah dilakukan, mulai dari pendidikan musik tradisional di sekolah-sekolah, acara festival, hingga pemanfaatan media digital untuk memperkenalkan panting kepada generasi muda.

Panting adalah warisan budaya yang memesona, yang membawa kita ke dalam kedalaman sejarah dan kekayaan budaya suku Banjar. Keunikan alat musik, irama yang dinamis, dan melodi yang merdu menjadikan panting sebagai senandung Banjar yang tidak hanya menghibur tetapi juga memiliki nilai budaya yang tak tergantikan. Dengan memelihara dan mempromosikan musik panting, kita menjaga agar keindahan ini terus terdengar dan dihargai oleh generasi yang akan datang.