Krisis air bersih di Afrika semakin mengkhawatirkan. Jutaan orang masih kesulitan mengakses air layak konsumsi setiap harinya, terutama di wilayah sub-Sahara. Pemerintah, LSM, dan organisasi internasional terus menyerukan aksi nyata, namun masalah ini membutuhkan komitmen global yang lebih besar dan lebih cepat.
Kekeringan berkepanjangan, perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, dan infrastruktur yang buruk menjadi penyebab utama krisis ini. Beberapa negara seperti Ethiopia, Somalia, dan Sudan menghadapi kekurangan air ekstrem yang berdampak langsung pada kesehatan masyarakat, produksi pangan, dan stabilitas sosial. Anak-anak dan perempuan paling terdampak, karena mereka harus berjalan berjam-jam hanya untuk mendapatkan air yang belum tentu bersih.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF sudah memperingatkan bahwa tanpa intervensi global yang terkoordinasi, jutaan jiwa terancam penyakit akibat air tercemar dan kekurangan sanitasi. Beberapa program bantuan internasional telah berjalan, seperti pembangunan sumur bor, sistem filtrasi, dan pengelolaan air hujan. Namun, upaya ini masih belum cukup.
Para pemimpin dunia didesak untuk mengalokasikan lebih banyak dana dan teknologi demi mendukung ketahanan air di Afrika. Negara-negara maju juga perlu mendukung transfer ilmu dan investasi ke proyek-proyek air bersih berkelanjutan di kawasan terdampak.
Krisis air bukan hanya masalah lokal, tapi ancaman global. Jika dunia terus diam, maka konsekuensi kemanusiaan dan lingkungan akan meluas. Kini saatnya bergerak cepat dan bersama, demi memastikan setiap manusia punya hak dasar: air bersih yang aman.