thebignoisefestival.com – Jasa Marga (JSMR), Adhi Karya (ADHI), dan United Tractors (UNTR) membentuk konsorsium dan menandatangani pengusahaan Tol Bogor–Serpong via Parung. Melalui BUJT PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS), konsorsium langsung mengunci komitmen investasi sekitar Rp12,35 triliun tanpa dana APBN dan menyiapkan tahap pendanaan, desain rinci, serta rencana pembebasan lahan.
Konsorsium membagi porsi kepemilikan di BSIS secara tegas: PT Persada Utama Infra (entitas UNTR) 52%, Jasa Marga 25%, Adhi Karya 12%, dan Hutama Karya Infrastruktur 10%. Dengan struktur ini, Jasa Marga Slot Terbaru membawa pengalaman operasi jaringan tol, Adhi Karya mengerahkan keahlian konstruksi, sementara United Tractors memperkuat suplai alat berat dan solusi pembiayaan. Komposisi tersebut menutup celah eksekusi dan mempercepat keputusan di lapangan.
Proyek membentang ±32,03 km dan masuk jaringan JORR III, menghubungkan Serpong dengan Bogor sekaligus mengikat koneksi ke BORR, Serpong–Balaraja, Depok–Antasari, hingga Sentul Selatan–Karawang Barat. Pemerintah menetapkan target mulai konstruksi Oktober 2026 setelah proses pengadaan tanah berjalan pada awal 2026, lalu menutup pekerjaan utama sekitar Agustus 2028. Dengan spesifikasi lajur awal 2×2 dan kecepatan rencana 100 km/jam, pemerintah menargetkan waktu tempuh Serpong–Bogor kurang dari 45 menit.
Tim proyek mengaktifkan langkah teknis lebih awal: mereka memetakan koridor prioritas, menata utilitas, dan menyiapkan rekayasa lalu lintas selama pekerjaan berjalan. Di sisi hulu, manajemen proyek menyinkronkan jadwal konstruksi per seksi agar kontraktor dapat bekerja paralel dan menjaga mutu. Setelah seksi awal siap, operator akan melakukan uji coba operasi terbatas untuk memastikan keselamatan, integrasi pembayaran nontunai, dan pelayanan lalu lintas berjalan mulus.
Dengan pendanaan swasta yang solid, struktur BUJT yang jelas, dan jadwal eksekusi yang ketat, Tol Serpong–Bogor bergerak dari rencana ke realisasi. Proyek ini tidak hanya memotong waktu tempuh, tetapi juga menurunkan biaya logistik dan memicu kantong pertumbuhan baru di selatan Jabodetabek.