Kementerian Perhubungan Indonesia mengumumkan terobosan besar dalam sejarah transportasi nasional. Mereka akan membangun kereta levitasi magnetik (maglev) pertama di Bali. Proyek bernilai Rp 15 triliun ini akan menghubungkan Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan pusat-pusat wisata utama.

PT Kereta Cepat Indonesia (KCI) menggandeng Hitachi Rail dari Jepang sebagai mitra teknologi. Kedua perusahaan mengembangkan sistem maglev yang mampu melaju hingga 350 km/jam. Teknologi elektromagnetik mengangkat kereta beberapa sentimeter di atas rel, menghilangkan gesekan dan menciptakan perjalanan super mulus.

Gubernur Bali, I Wayan Koster, memastikan proyek ini memadukan teknologi modern dengan budaya lokal. Tim desainer memasukkan unsur arsitektur Bali ke dalam rancangan stasiun dan gerbong kereta. Hal ini menjadikan proyek maglev Bali unik di dunia.

Tim insinyur telah menyelesaikan survei lapangan untuk rute sepanjang 40 kilometer. Mereka menetapkan lima titik stasiun strategis yang menghubungkan lokasi-lokasi penting di Bali. Konstruksi akan dimulai awal 2026 dengan target penyelesaian dalam tiga tahun.

Kereta maglev menawarkan berbagai keunggulan. Sistem ini beroperasi tanpa emisi dan hampir tidak menimbulkan suara. Penumpang dapat mencapai Kuta dari bandara hanya dalam 10 menit, menghemat waktu hingga 50 menit dibanding transportasi konvensional.

Dr. Budi Santoso, Direktur KCI, menekankan aspek keselamatan sebagai prioritas. Tim teknis mengintegrasikan sistem pemantauan cuaca dan trek real-time. Mereka juga melatih teknisi lokal untuk mengoperasikan teknologi canggih ini.

Proyek ini menciptakan 5.000 lapangan kerja baru dan membuka peluang transfer teknologi. Para ahli transportasi meyakini kereta maglev akan mentransformasi pariwisata Bali. Teknologi ramah lingkungan ini memperkuat posisi Bali sebagai destinasi wisata berkelas dunia.