Rudi Setiawan, pemilik Warung Kopi Peduli di Yogyakarta, menciptakan terobosan inovatif dalam metode pembayaran. Ia aktif menerima sampah plastik sebagai alat tukar untuk secangkir kopi di kedainya.

Masalah sampah plastik di lingkungannya mendorong Rudi memulai inisiatif ini. “Saya mengubah sampah menjadi berkah,” ujarnya. Para pelanggan bisa mendapatkan satu cangkir kopi premium atau dua cangkir kopi reguler dengan menukarkan 1 kg sampah plastik bersih.

Komunitas lingkungan dan media sosial menaruh perhatian besar pada sistem pembayaran unik ini. Warung ini kini mengumpulkan rata-rata 100 kg sampah plastik per hari. Bank sampah lokal bermitra dengan Rudi untuk mendaur ulang plastik yang terkumpul.

Para staf Warung Kopi Peduli menerapkan standar ketat untuk sampah yang masuk. Mereka memeriksa dan memastikan plastik dalam keadaan bersih dan terpilah. Para barista juga aktif mengedukasi pelanggan tentang jenis plastik yang dapat didaur ulang.

Model bisnis ini menginspirasi banyak pengusaha warung kopi lain. Lima kedai kopi di berbagai kota telah mengikuti sistem serupa. Dinas Lingkungan Hidup setempat memberikan dukungan penuh pada gerakan ini.

Rudi membeli biji kopi langsung dari petani lokal dengan harga premium. Tindakan ini mendorong para petani menerapkan praktik pertanian berkelanjutan. Warung ini menyajikan berbagai jenis kopi nusantara pilihan.

Bank sampah mencatat peningkatan 60% dalam pengumpulan sampah plastik sejak program ini berjalan. Tim Warung Kopi Peduli kini menyusun rencana ekspansi ke kota-kota lain.

“Kami tidak hanya mengejar profit. Kami memprioritaskan keberlanjutan lingkungan,” tegas Rudi. Warung Kopi Peduli membuktikan bahwa sebuah bisnis dapat menghasilkan keuntungan sambil memberikan dampak positif bagi lingkungan.